Your Ad Here

Thursday, November 18, 2010

apa kabar pnpm?

ssetelah lama tidak menulis kabar kepada sahabat blogger semua. kangen juga rasanya ingin sekedar menyapa. ditengah kegiatan yang "biasa-biasa" aja, rutinitas acara, rakorwil, rakorprop dan nanti akan segera disusul rakornas di jakarta. kegiatan ini ditujukan bagi pelaku pnpm pisew antara lain konsultan dan tim sekretariat di daerah.
jadi inget semua kegiatan tentang pnpm. ya..pnpm perdesaan dan perkotaan. mereka adalah sesepuhnya program pemberdayaan di indoensia. mereka juga punya kegiatan rutin juga kali. diantaranya pelatihan bagi fasilitator desa atau fasilitator kecamatan. nah, kegiatan ini yang tidak ditemui di pnpm pisew. dari jaman atu sampe amu finish, yang namanya pelatihan bagi fasilitator ya cuma sekali, waktu pembekalan. itu juga dengan porsi yang jauh lebih kecil dari pada pnpm yang lain. kecil dari segi waktu maupun dari segi materi yang diberikan.

 mungkin para juragan yang punya program ini menganggap bahwa para fasilitator yang mendaftar di pnpm pisew ini adalah para fasilitator yang sudah canggih alias hebat bin top markotop sehingga pelatihan pembekalan atau apalah namanya tidak perlu banyak-banyak. cukup kasih dikit saja mereka sudah lancar dan sukses dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.

apakaha demikian??jwabnya dalah tidak! fasilitator pnpm pisew mungkin adalah fasilitator hebat, para veteran dari program pemberdayaan yang sudah lebih dulu ada di bumi indonesia. namun apakah itu jaminan bahwa tanggung jawab kewajibannya pasti dilaksankan dengan baik??sekali lagi jawabannya dalah tidak! dilapangan, dalam mendampingi masyarakat mereka malah jadi bos, bahakan raja kecil yang bisa melakukan apa saja. bahkan berbuat seolah-olah ini adalah proyek mereka. tanpa mereka masyarakat tidak bisa apa-apa . akibatnya masyarakat hanya menjadi pelengkap penderita. masyarakat tidak tahu apa hak dan fungsinya dalam program ini. pokoknya asal diberi bantuan pasti masyarakat diam dan terimakasih. begitu kata mereka.

belum lagi ketika kita lihat dilapangan, fasilitator yang seharusnya menjadi ujung tombak pelaksanaan program ini, malah menajdi biang kerok. hal-hal yang seharusnya mereka jaga malah mereka langgar secara berjamaah dan menreka menjadi imamnya. masyarakat tidak sadara bahwa yang mereka "akali" adalah hak mereka sendiri. proyek infrastruktur yang seharusnya bagus dengan nilai 50 juta, malah dikerjakan asal-asalan dan dananya menajdi bancakan rame-rame antar mereka.siapa yang rugi???enggak da yang merasa. karena masyarakat sendiri enggak merasa mempunyai program ini. salah kan masyarkat? bisa ya bisa tidak, karena mereka tidak tahu apa yang seharusnya jadi hak mereka, karena mereka tidak pernah mendapat penjelsan yang utuh. informasi cenderung disembunyikan oleh pendamping mereka demi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya.
pakaha fasilitator salah? bisa ya bisa tidak. mereka juga manusia biasa yang mencari nafkah. tanpa bekal mental yang benar dan iman yang tebal, mereka akan mudah tergiur oleh gelimanag dana yang besar, yang memang mereka menjadi pusat perputarannya. hanya moral dan keteguhan niat tulus membantu masyarakt yang bisa menolong mereka untuk tidak berbuat curang. moralitas, niat baik, profesionalisme mungkin hanya bisa dibangun dari proses rekrutmen yang benar, pelatihan pembekalan yang proporsional. sehingga ketika mereka terjung kemasyarakat, mereka punya niat berjuang demi kemanusiaan. demi menolong sesamanya agar lebih berdaya. tidak sekedar memanfaatkan peluang demi kepentingan pribadi dengan mengorbankan masyarakat dan berdiri diatas nama pemberantasan kemiskinan.
 

Followers

PNPM PISEW Copyright © 2009 Blogger Template Designed by Bie Blogger Template